selamat datang

SELAMAT DATANG

Rabu, 20 Juli 2011

PRINSIP KERJA GENERATOR SINKRON

Setelah kita membahas di sini mengenai konstruksi dari suatu generator sinkron, maka artikel kali ini akan membahas mengenai prinsip kerja dari suatu generator sinkron. Yang akan menjadi kerangka bahasan kali ini adalah pengoperasian generator sinkron dalam kondisi berbeban, tanpa beban, menentukan reaktansi dan resistansi dengan melakukan percobaan tanpa beban (beban nol), percobaan hubung-singkat dan percobaan resistansi jangkar.

Seperti telah dijelaskan pada artikel-artikel sebelumnya, bahwa kecepatan rotor dan frekuensi dari tegangan yang dibangkitkan oleh suatu generator sinkron berbanding lurus. Gambar 1 akan memperlihatkan prinsip kerja dari sebuah generator AC dengan dua kutub, dan dimisalkan hanya memiliki satu lilitan yang terbuat dari dua penghantar secara seri, yaitu penghantar a dan a’.

Untuk dapat lebih mudah memahami, silahkan lihat animasi prinsip kerja generator, di sini.



Gambar 1. Diagram Generator AC Satu Phasa Dua Kutub.

Lilitan seperti disebutkan diatas disebut “Lilitan terpusat”, dalam generator sebenarnya terdiri dari banyak lilitan dalam masing-masing fasa yang terdistribusi pada masing-masing alur stator dan disebut “Lilitan terdistribusi”. Diasumsikan rotor berputar searah jarum jam, maka fluks medan rotor bergerak sesuai lilitan jangkar. Satu putaran rotor dalam satu detik menghasilkan satu siklus per detik atau 1 Hertz (Hz).

Bila kecepatannya 60 Revolution per menit (Rpm), frekuensi 1 Hz. Maka untuk frekuensi f = 60 Hz, rotor harus berputar 3600 Rpm. Untuk kecepatan rotor n rpm, rotor harus berputar pada kecepatan n/60 revolution per detik (rps). Bila rotor mempunyai lebih dari 1 pasang kutub, misalnya P kutub maka masing-masing revolution dari rotor menginduksikan P/2 siklus tegangan dalam lilitan stator. Frekuensi dari tegangan induksi sebagai sebuah fungsi dari kecepatan rotor, dan diformulasikan dengan:



Untuk generator sinkron tiga fasa, harus ada tiga belitan yang masing-masing terpisah sebesar 120 derajat listrik dalam ruang sekitar keliling celah udara seperti diperlihatkan pada kumparan a – a’, b – b’ dan c – c’ pada gambar 2. Masing-masing lilitan akan menghasilkan gelombang Fluksi sinus satu dengan lainnya berbeda 120 derajat listrik. Dalam keadaan seimbang besarnya fluksi sesaat :

ΦA = Φm. Sin ωt
ΦB = Φm. Sin ( ωt – 120° )
ΦC = Φm. Sin ( ωt – 240° )


Gambar 2. Diagram Generator AC Tiga Fasa Dua Kutub

Besarnya fluks resultan adalah jumlah vektor ketiga fluks tersebut adalah:
ΦT = ΦA +ΦB + ΦC, yang merupakan fungsi tempat (Φ) dan waktu (t), maka besar- besarnya fluks total adalah:
ΦT = Φm.Sin ωt + Φm.Sin(ωt – 120°) + Φm. Sin(ωt– 240°). Cos (φ – 240°)

Dengan memakai transformasi trigonometri dari :

Sin α . Cos β = ½.Sin (α + β) + ½ Sin (α + β ),

maka dari persamaan diatas diperoleh :

ΦT = ½.Φm. Sin (ωt +φ )+ ½.Φm. Sin (ωt – φ) + ½.Φm. Sin ( ωt + φ – 240° )+ ½.Φm. Sin (ωt – φ) +½.Φm. Sin (ωt + φ – 480°)

Dari persamaan diatas, bila diuraikan maka suku kesatu, ketiga, dan kelima
akan silang menghilangkan. Dengan demikian dari persamaan akan didapat
fluksi total sebesar, ΦT = ¾ Φm. Sin ( ωt - Φ ) Weber .

Jadi medan resultan merupakan medan putar dengan modulus 3/2 Φ dengan
sudut putar sebesar ω. Maka besarnya tegangan masing-masing fasa adalah :

E maks = Bm. ℓ. ω r Volt

dimana :

Bm = Kerapatan Fluks maksimum kumparan medan rotor (Tesla)
ℓ = Panjang masing-masing lilitan dalam medan magnetik (Weber)
ω = Kecepatan sudut dari rotor (rad/s)
r = Radius dari jangkar (meter)

anda dapat juga membaca artikel yang terkait dengan bahasan kali ini, di:

- elektromekanis dalam sistem tenaga-1, di sini.
- elektromekanis dalam sistem tenaga-2, di sini.

Generator Tanpa Beban

Apabila sebuah mesin sinkron difungsikan sebagai generator dengan diputar pada kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan (If), maka pada kumparan jangkar stator akan diinduksikan tegangan tanpa beban (Eo), yaitu sebesar:

Eo = 4,44 .Kd. Kp. f. φm. T Volt

Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator, sehingga tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan (If). Bila besarnya arus medan dinaikkan, maka tegangan keluaran juga akan naik sampai titik saturasi (jenuh), seperti diperlihatkan pada gambar 3. Kondisi generator tanpa beban bisa digambarkan rangkaian ekuivalennya seperti diperlihatkan pada gambar 3b.


Gambar 3a dan 3b. Kurva dan Rangkaian Ekuivalen Generator Tanpa Beban


Generator Berbeban

Bila generator diberi beban yang berubah-ubah maka besarnya tegangan terminal V akan berubah-ubah pula, hal ini disebabkan adanya kerugian tegangan pada:
• Resistansi jangkar Ra
• Reaktansi bocor jangkar Xl
• Reaksi Jangkar Xa

a. Resistansi Jangkar
Resistansi jangkar/fasa Ra menyebabkan terjadinya kerugian tegang/fasa (tegangan jatuh/fasa) dan I.Ra yang sefasa dengan arus jangkar.

b. Reaktansi Bocor Jangkar
Saat arus mengalir melalui penghantar jangkar, sebagian fluks yang terjadi tidak mengimbas pada jalur yang telah ditentukan, hal seperti ini disebut Fluks Bocor.

c. Reaksi Jangkar
Adanya arus yang mengalir pada kumparan jangkar saat generator dibebani akan menimbulkan fluksi jangkar (ΦA ) yang berintegrasi dengan fluksi yang dihasilkan pada kumparan medan rotor(ΦF), sehingga akan dihasilkan suatu fluksi resultan sebesar :

Interaksi antara kedua fluksi ini disebut sebagai reaksi jangkar, seperti diperlihatkan pada Gambar 4. yang mengilustrasikan kondisi reaksi jangkar untuk jenis beban yang berbeda-beda.

Gambar 4a, 4b, 4c dan 4d. Kondisi Reaksi Jangkar.

Gambar 4a , memperlihatkan kondisi reaksi jangkar saat generator dibebani tahanan (resistif) sehingga arus jangkar Ia sefasa dengan GGL Eb dan ΦA akan tegak lurus terhadap ΦF.

Gambar 4b, memperlihatkan kondisi reaksi jangkar saat generator dibebani kapasitif , sehingga arus jangkar Ia mendahului ggl Eb sebesar θ dan ΦA terbelakang terhadap ΦF dengan sudut (90 -θ).

Gambar 4c, memperlihatkan kondisi reaksi jangkar saat dibebani kapasitif murni yang mengakibatkan arus jangkar Ia mendahului GGL Eb sebesar 90° dan ΦA akan memperkuat ΦF yang berpengaruh terhadap pemagnetan.

Gambar 4d, memperlihatkan kondisi reaksi jangkar saat arus diberi beban induktif murni sehingga mengakibatkan arus jangkar Ia terbelakang dari GGL Eb sebesar 90° dan ΦA akan memperlemah ΦF yang berpengaruh terhadap pemagnetan.

Jumlah dari reaktansi bocor XL dan reaktansi jangkar Xa biasa disebut reaktansi Sinkron Xs.

Vektor diagram untuk beban yang bersifat Induktif, resistif murni, dan kapasitif diperlihatkan pada Gambar 5a, 5b dan 5c.



Gambar 5a, 5b dan 5c. Vektor Diagram dari Beban Generator

Berdasarkan gambar diatas, maka bisa ditentukan besarnya tegangan jatuh yang terjadi, yaitu :

Total Tegangan Jatuh pada Beban:

= I.Ra + j (I.Xa + I.XL)
= I {Ra + j (Xs + XL)}

= I {Ra + j (Xs)}

= I.Zs

Menentukan Resistansi dan Reaktansi

Untuk bisa menentukan nilai reaktansi dan impedansi dari sebuah generator, harus dilakukan percobaan (test). Ada tiga jenis test yang biasa dilakukan, yaitu:

• Test Tanpa beban ( Beban Nol )
• Test Hubung Singkat.
• Test Resistansi Jangkar.

Test Tanpa Beban

Test Tanpa Beban dilakukan pada kecepatan Sinkron dengan rangkaian jangkar terbuka (tanpa beban) seperti diperlihatkan pada Gambar 6. Percobaan dilakukan dengan cara mengatur arus medan (If) dari nol sampai rating tegangan output terminal tercapai.


Gambar 6. Rangkaian Test Generator Tanpa Beban.

Test Hubung Singkat

Untuk melakukan test ini terminal generator dihubung singkat, dan dengan Ampermeter diletakkan diantara dua penghantar yang dihubung singkat tersebut (Gambar 7). Arus medan dinaikkan secara bertahap sampai diperoleh arus jangkar maksimum. Selama proses test arus If dan arus hubung singkat Ihs dicatat.


Gambar 7. Rangkaian Test Generator di Hubung Singkat.

Dari hasil kedua test diatas, maka dapat digambar dalam bentuk kurva karakteristik seperti diperlihatkan pada gambar 8.


Gambar 8. Kurva Karakteristik Tanpa Beban dan Hubung Singkat sebuah Generator.

Impedansi Sinkron dicari berdasarkan hasil test, adalah:

, If = konstatn

Test Resistansi Jangkar

Dengan rangkaian medan terbuka, resistansi DC diukur antara dua terminal output sehingga dua fasa terhubung secara seri, Gambar 9. Resistansi per fasa adalah setengahnya dari yang diukur.


Gambar 9. Pengukuran Resistansi DC.


Dalam kenyataannya nilai resistansi dikalikan dengan suatu faktor untuk menentukan nilai resistansi AC efektif , eff R . Faktor ini tergantung pada bentuk dan ukuran alur, ukuran penghantar jangkar, dan konstruksi kumparan. Nilainya berkisar antara 1,2 s/d 1,6 .

Bila nilai Ra telah diketahui, nilai Xs bisa ditentukan berdasarkan persamaan:


Semoga bermanfaat,

MOTOR LISTRIK

Pada artikel “klasifikasi mesin listrik”, Motor listrik termasuk kedalam kategori mesin listrik dinamis dan merupakan sebuah perangkat elektromagnetik yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll di industri dan digunakan juga pada peralatan listrik rumah tangga (seperti: mixer, bor listrik,kipas angin).

Anda dapat melihat animasi prinsip kerja motor DC ini di sini.

Motor listrik kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri, sebab diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.

Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor listrik secara umum sama (Gambar 1), yaitu:
• Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.
• Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan.
• Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torsi untuk memutar kumparan.
• Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang disebut kumparan medan.

Dalam memahami sebuah motor listrik, penting untuk mengerti apa yang dimaksud dengan beban motor. Beban mengacu kepada keluaran tenaga putar/torsi sesuai dengan kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam tiga kelompok:
Beban torsi konstan, adalah beban dimana permintaan keluaran energinya bervariasi dengan kecepatan operasinya, namun torsi nya tidak bervariasi. Contoh beban dengan torsi konstan adalah conveyors, rotary kilns, dan pompa displacement konstan.
Beban dengan torsi variabel, adalah beban dengan torsi yang bervariasi dengan kecepatan operasi. Contoh beban dengan torsi variabel adalah pompa sentrifugal dan fan (torsi bervariasi sebagai kwadrat kecepatan).
Beban dengan energi konstan, adalah beban dengan permintaan torsi yang berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban dengan daya konstan adalah peralatan-peralatan mesin.


Gambar 1. Prinsip Dasar Kerja Motor Listrik.

JENIS MOTOR LISTRIK

Bagian ini menjelaskan tentang dua jenis utama motor listrik: motor DC dan motor AC. Motor tersebut diklasifikasikan berdasarkan pasokan input, konstruksi, dan mekanisme operasi, dan dijelaskan lebih lanjut dalam bagan dibawah ini.


Gambar 2. Klasifikasi Motor Listrik.

1. Motor DC/Arus Searah
Motor DC/arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung yang tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan torsi yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas.
Gambar 3 memperlihatkan sebuah motor DC yang memiliki tiga komponen utama:
Kutub medan. Secara sederhada digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan dinamo yang menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi bukaan diantara kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya dari luar sebagai penyedia struktur medan.
Dinamo. Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi elektromagnet. Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, dinamo berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan dinamo.
Kommutator. Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah untuk membalikan arah arus listrik dalam dinamo. Kommutator juga membantu dalam transmisi arus antara dinamo dan sumber daya.


Gambar 3. Motor DC.

Keuntungan utama motor DC adalah kecepatannya mudah dikendalikan dan tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor DC ini dapat dikendalikan dengan mengatur:
Tegangan dinamo – meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan kecepatan.
Arus medan – menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.

Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya pada umumnya dibatasi untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga sedang, seperti peralatan mesin dan rolling mills, sebab sering terjadi masalah dengan perubahan arah arus listrik mekanis pada ukuran yang lebih besar. Juga, motor tersebut dibatasi hanya untuk penggunaan di area yang bersih dan tidak berbahaya sebab resiko percikan api pada sikatnya. Motor DC juga relatif mahal dibanding motor AC.

Hubungan antara kecepatan, flux medan dan tegangan dinamo ditunjukkan dalam persamaan berikut:

Gaya elektromagnetik: E = KΦN

Torsi: T = KΦIa

Dimana:
E =gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal dinamo (volt)
Φ = flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan
N = kecepatan dalam RPM (putaran per menit)
T = torsi electromagnetik
Ia = arus dinamo
K = konstanta persamaan

Jenis-Jenis Motor DC/Arus Searah

a. Motor DC sumber daya terpisah/ Separately Excited, Jika arus medan dipasok dari sumber terpisah maka disebut motor DC sumber daya terpisah/separately excited.

b. Motor DC sumber daya sendiri/ Self Excited: motor shunt. Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara paralel dengan gulungan dinamo (A) seperti diperlihatkan dalam gambar 4. Oleh karena itu total arus dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan dan arus dinamo.

Gambar 4. Karakteristik Motor DC Shunt.

Berikut tentang kecepatan motor shunt (E.T.E., 1997):
• Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torsi tertentu setelah kecepatannya berkurang, lihat Gambar 4) dan oleh karena itu cocok untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin.
• Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan seri dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada arus medan (kecepatan bertambah).

c. Motor DC daya sendiri: motor seri. Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri dengan gulungan dinamo (A) seperti ditunjukkan dalam gambar 5. Oleh karena itu, arus medan sama dengan arus dinamo.

Berikut tentang kecepatan motor seri (Rodwell International Corporation, 1997; L.M. Photonics Ltd, 2002):
• Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM.
• Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor akan mempercepat tanpa terkendali.
Motor-motor seri cocok untuk penggunaan yang memerlukan torque penyalaan awal yang tinggi, seperti derek dan alat pengangkat hoist (lihat Gambar 5).

Gambar 5. Karakteristik Motor DC Seri.

d. Motor DC Kompon/Gabungan.
Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada motor kompon, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri dengan gulungan dinamo (A) seperti yang ditunjukkan dalam gambar 6. Sehingga, motor kompon memiliki torque penyalaan awal yang bagus dan kecepatan yang stabil. Makin tinggi persentase penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan secara seri), makin tinggi pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini. Contoh, penggabungan 40-50% menjadikan motor ini cocok untuk alat pengangkat hoist dan derek, sedangkan motor kompon yang standar (12%) tidak cocok (myElectrical, 2005).

Gambar 6. Karakteristik Motor DC Kompon.

2. Motor AC/Arus Bolak-Balik

Motor AC/arus bolak-balik menggunakan arus listrik yang membalikkan arahnya secara teratur pada rentang waktu tertentu. Motor listrik AC memiliki dua buah bagian dasar listrik: "stator" dan "rotor" seperti ditunjukkan dalam Gambar 7.

Stator merupakan komponen listrik statis. Rotor merupakan komponen listrik berputar untuk memutar as motor. Keuntungan utama motor DC terhadap motor AC adalah bahwa kecepatan motor AC lebih sulit dikendalikan. Untuk mengatasi kerugian ini, motor AC dapat dilengkapi dengan penggerak frekwensi variabel untuk meningkatkan kendali kecepatan sekaligus menurunkan dayanya. Motor induksi merupakan motor yang paling populer di industri karena kehandalannya dan lebih mudah perawatannya. Motor induksi AC cukup murah (harganya setengah atau kurang dari harga sebuah motor DC) dan juga memberikan rasio daya terhadap berat yang cukup tinggi (sekitar dua kali motor DC).

Jenis-Jenis Motor AC/Arus Bolak-Balik

a. Motor sinkron. Motor sinkron adalah motor AC yang bekerja pada kecepatan tetap pada sistim frekwensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan daya dan memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok untuk penggunaan awal dengan beban rendah, seperti kompresor udara, perubahan frekwensi dan generator motor. Motor sinkron mampu untuk memperbaiki faktor daya sistim, sehingga sering digunakan pada sistim yang menggunakan banyak listrik.

Komponen utama motor sinkron adalah (Gambar 7):
Rotor. Perbedaan utama antara motor sinkron dengan motor induksi adalah bahwa rotor mesin sinkron berjalan pada kecepatan yang sama dengan perputaran medan magnet. Hal ini memungkinkan sebab medan magnit rotor tidak lagi terinduksi. Rotor memiliki magnet permanen atau arus DC-excited, yang dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu bila dihadapkan dengan medan magnet lainnya.
Stator. Stator menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding dengan frekwensi yang dipasok.

Motor ini berputar pada kecepatan sinkron, yang diberikan oleh persamaan berikut (Parekh, 2003):

Ns = 120 f / P

Dimana:
f = frekwensi dari pasokan frekwensi
P= jumlah kutub

Gambar 7. Motor Sinkron.

b. Motor induksi. Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah dan mudah didapat, dan dapat langsung disambungkan ke sumber daya AC.

Komponen Motor induksi memiliki dua komponen listrik utama (Gambar 8):
Rotor. Motor induksi menggunakan dua jenis rotor:
- Rotor kandang tupai terdiri dari batang penghantar tebal yang dilekatkan dalam petak-petak slots paralel. Batang-batang tersebut diberi hubungan pendek pada kedua ujungnya dengan alat cincin hubungan pendek.
- Lingkaran rotor yang memiliki gulungan tiga fase, lapisan ganda dan terdistribusi. Dibuat melingkar sebanyak kutub stator. Tiga fase digulungi kawat pada bagian dalamnya dan ujung yang lainnya dihubungkan ke cincin kecil yang dipasang pada batang as dengan sikat yang menempel padanya.
Stator. Stator dibuat dari sejumlah stampings dengan slots untuk membawa gulungan tiga fase. Gulungan ini dilingkarkan untuk sejumlah kutub yang tertentu. Gulungan diberi spasi geometri sebesar 120 derajat .

Klasifikasi motor induksi

Motor induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama (Parekh, 2003):
Motor induksi satu fase. Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator, beroperasi dengan pasokan daya satu fase, memiliki sebuah rotor kandang tupai, dan memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan motornya. Sejauh ini motor ini merupakan jenis motor yang paling umum digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti kipas angin, mesin cuci dan pengering pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp.
Motor induksi tiga fase. Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan tiga fase yang seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan daya yang tinggi, dapat memiliki kandang tupai atau gulungan rotor (walaupun 90% memiliki rotor kandang tupai); dan penyalaan sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri menggunakan jenis ini, sebagai contoh, pompa, kompresor, belt conveyor, jaringan listrik , dan grinder. Tersedia dalam ukuran 1/3 hingga ratusan Hp.

Gambar 8. Motor Induksi.

Kecepatan motor induksi

Motor induksi bekerja sebagai berikut, Listrik dipasok ke stator yang akan menghasilkan medan magnet. Medan magnet ini bergerak dengan kecepatan sinkron disekitar rotor. Arus rotor menghasilkan medan magnet kedua, yang berusaha untuk melawan medan magnet stator, yang menyebabkan rotor berputar. Walaupun begitu, didalam prakteknya motor tidak pernah bekerja pada kecepatan sinkron namun pada “kecepatan dasar” yang lebih rendah. Terjadinya perbedaan antara dua kecepatan tersebut disebabkan adanya “slip/geseran” yang meningkat dengan meningkatnya beban. Slip hanya terjadi pada motor induksi. Untuk menghindari slip dapat dipasang sebuah cincin geser/ slip ring, dan motor tersebut dinamakan “motor cincin geser/slip ring motor”.

Persamaan berikut dapat digunakan untuk menghitung persentase slip/geseran(Parekh, 2003):

% Slip = (Ns – Nb)/Ns x 100

Dimana:
Ns = kecepatan sinkron dalam RPM
Nb = kecepatan dasar dalam RPM

Hubungan antara beban, kecepatan dan torsi


Gambar 9. Grafik Torsi vs Kecepatan Motor Induksi.

Gambar 9 menunjukan grafik torsi vs kecepatan motor induksi AC tiga fase dengan arus yang sudah ditetapkan. Bila motor (Parekh, 2003):
• Mulai menyala ternyata terdapat arus nyala awal yang tinggi dan torsi yang rendah (“pull-up torque”).
• Mencapai 80% kecepatan penuh, torsi berada pada tingkat tertinggi (“pull-out torque”) dan arus mulai turun.
• Pada kecepatan penuh, atau kecepatan sinkron, arus torsi dan stator turun ke nol.

SISTIM 3 FASA

Pada sistem tenaga listrik 3 fase, idealnya daya listrik yang dibangkitkan, disalurkan dan diserap oleh beban semuanya seimbang, P pembangkitan = P pemakain, dan juga pada tegangan yang seimbang. Pada tegangan yang seimbang terdiri dari tegangan 1 fase yang mempunyai magnitude dan frekuensi yang sama tetapi antara 1 fase dengan yang lainnya mempunyai beda fase sebesar 120°listrik, sedangkan secara fisik mempunyai perbedaan sebesar 60°, dan dapat dihubungkan secara bintang (Y, wye) atau segitiga (delta, Δ, D).


Gambar 1. sistem 3 fase.

Gambar 1 menunjukkan fasor diagram dari tegangan fase. Bila fasor-fasor tegangan tersebut berputar dengan kecepatan sudut dan dengan arah berlawanan jarum jam (arah positif), maka nilai maksimum positif dari fase terjadi berturut-turut untuk fase V1, V2 dan V3. sistem 3 fase ini dikenal sebagai sistem yang mempunyai urutan fasa a – b – c . sistem tegangan 3 fase dibangkitkan oleh generator sinkron 3 fase.

Hubungan Bintang (Y, wye)

Pada hubungan bintang (Y, wye), ujung-ujung tiap fase dihubungkan menjadi satu dan menjadi titik netral atau titik bintang. Tegangan antara dua terminal dari tiga terminal a – b – c mempunyai besar magnitude dan beda fasa yang berbeda dengan tegangan tiap terminal terhadapa titik netral. Tegangan Va, Vb dan Vc disebut tegangan “fase” atau Vf.



Gambar 2. Hubungan Bintang (Y, wye).

Dengan adanya saluran / titik netral maka besaran tegangan fase dihitung terhadap saluran / titik netralnya, juga membentuk sistem tegangan 3 fase yang seimbang dengan magnitudenya (akar 3 dikali magnitude dari tegangan fase).
Vline = akar 3 Vfase = 1,73Vfase

Sedangkan untuk arus yang mengalir pada semua fase mempunyai nilai yang sama,
ILine = Ifase
Ia = Ib = Ic

Hubungan Segitiga

Pada hubungan segitiga (delta, Δ, D) ketiga fase saling dihubungkan sehingga membentuk hubungan segitiga 3 fase.


Gambar 3. Hubungan Segitiga (delta, Δ, D).

Dengan tidak adanya titik netral, maka besarnya tegangan saluran dihitung antar fase, karena tegangan saluran dan tegangan fasa mempunyai besar magnitude yang sama, maka:
Vline = Vfase

Tetapi arus saluran dan arus fasa tidak sama dan hubungan antara kedua arus tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan hukum kirchoff, sehingga:
Iline = akar 3 Ifase = 1,73Ifase

Daya pada Sistem 3 Fase

1. Daya sistem 3 fase Pada Beban yang Seimbang

Jumlah daya yang diberikan oleh suatu generator 3 fase atau daya yang diserap oleh beban 3 fase, diperoleh dengan menjumlahkan daya dari tiap-tiap fase. Pada sistem yang seimbang, daya total tersebut sama dengan tiga kali daya fase, karena daya pada tiap-tiap fasenya sama.


Gambar 4. Hubungan Bintang dan Segitiga yang seimbang.

Jika sudut antara arus dan tegangan adalah sebesar θ, maka besarnya daya perfasa adalah

Pfase = Vfase.Ifase.cos θ

sedangkan besarnya total daya adalah penjumlahan dari besarnya daya tiap fase, dan dapat dituliskan dengan,

PT = 3.Vf.If.cos θ

• Pada hubungan bintang, karena besarnya tegangan saluran adalah 1,73Vfase maka tegangan perfasanya menjadi Vline/1,73, dengan nilai arus saluran sama dengan arus fase, IL = If, maka daya total (PTotal) pada rangkaian hubung bintang (Y) adalah:

PT = 3.VL/1,73.IL.cos θ = 1,73.VL.IL.cos θ

• Dan pada hubung segitiga, dengan besaran tegangan line yang sama dengan tegangan fasanya, VL = Vfasa, dan besaran arusnya Iline = 1,73Ifase, sehingga arus perfasanya menjadi IL/1,73, maka daya total (Ptotal) pada rangkaian segitiga adalah:
PT = 3.IL/1,73.VL.cos θ = 1,73.VL.IL.cos θ

Dari persamaan total daya pada kedua jenis hubungan terlihat bahwa besarnya daya pada kedua jenis hubungan adalah sama, yang membedakan hanya pada tegangan kerja dan arus yang mengalirinya saja, dan berlaku pada kondisi beban yang seimbang.

2. Daya sistem 3 fase pada beban yang tidak seimbang

Sifat terpenting dari pembebanan yang seimbang adalah jumlah phasor dari ketiga tegangan adalah sama dengan nol, begitupula dengan jumlah phasor dari arus pada ketiga fase juga sama dengan nol. Jika impedansi beban dari ketiga fase tidak sama, maka jumlah phasor dan arus netralnya (In) tidak sama dengan nol dan beban dikatakan tidak seimbang. Ketidakseimbangan beban ini dapat saja terjadi karena hubung singkat atau hubung terbuka pada beban.

Dalam sistem 3 fase ada 2 jenis ketidakseimbangan, yaitu:
1. Ketidakseimbangan pada beban.
2. ketidakseimbangan pada sumber listrik (sumber daya).

Kombinasi dari kedua ketidakseimbangan sangatlah rumit untuk mencari pemecahan permasalahannya, oleh karena itu kami hanya akan membahas mengenai ketidakseimbangan beban dengan sumber listrik yang seimbang.



Gambar 5. Ketidakseimbangan beban pada sistem 3 fase.

Pada saat terjadi gangguan, saluran netral pada hubungan bintang akan teraliri arus listrik. Ketidakseimbangan beban pada sistem 3 fase dapat diketahui dengan indikasi naiknya arus pada salahsatu fase dengan tidak wajar, arus pada tiap fase mempunyai perbedaan yang cukup signifikan, hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan.

Untuk contoh kasusnya silahkan lihat electrical science handbook volume 3.

Semoga bermanfaat.

CONTOH PROPOSAL PENELITIAN

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar mengajar pada dasarnya merupakan proses interaksi edukatif antara guru dan siswa. Tujuan dari interaksi edukatif tersebut meliputi tiga aspek, yakni aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Untuk mencapai tujuan secara baik, diperlukan peran maksimal dari seorang guru, baik dalam penyampai materi, penggunaan metode, pengelolaan kelas dan sebagainya. Selain itu, diharapkan kepada guru untuk lebih kreatif untuk melakukan kegiatan pendukung pembelajaran didialam kelas salah satu kegiatan pendukung yang dimaksud adalah kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan “kegiatan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran”[1]. Kegiatan ekstrakurikuler ini dapat dilakukan disekolah maupun diluar sekolah tergantung dengan kebutuhan dan kesesuaian jenis kegiatan ekstrakurikuler.
Khusus untuk mata pelajaran PAI, jenis kegiatan ekstrakurikuler yang sering dilaksanakan disekolah maupun diluar sekolah. Seperti pesantren kilat, perkampungan muslim, santri ramadhan, peringatan maulid Nabi, pengajian Al-Qur’an, calisa dan sebagainya.
Dari paparan singkat diatas bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dapat menunjangkegiatan belajar siswa, termasuk kegiatan yang dapat menunjang aktivitas belajar siswa dikelas. Dugaan ini terbukti dari hasil prasurvey yang peneliti lakukan di SMA X tersebut. Dari prasurvey tersebut, peneliti menemukan sebagian siswa yang sering mengikuti kegiatan OSIS, pesantern kilat, pramuka, peringatan PHBI, dan sebagainya juga aktif berpartisifasi dalam keiatan belajar di kelas.
١
Berdasarkan hasil prasurvey diatas terlihat adanya pengaruh yang positif dari kegiatan ekstrakurikuler terhadap aktivitas belajar siswa dikelas. Untuk membuktikan dugaan dari prasurvey tersebut peneliti merasa tertrik untuk menelitinya dengan judul: Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pengajian Al-Qur’an terhadap Aktivitas Belajara Siswa Kelas 1 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA X.
B. Identifikasi masalah
Merujuk pada Latar belakang maslah di atas maka dapat di identifikasi beberapa masalah yang berkaitan dengan latar belakang diatas :
1. Apakah ada pengarauh terhadap perstasi belajar sisiwa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Isalam setelah mengikuti kegiatan Ekstrakulikuler Pengajian Al-Quran?
2. Apakah terdapat hubungan antara kegiatan Ekstarkulikuler pengajian Al-Quran pada prestasi belajar Siswa?
C. Pembatasan Masalah
Karena keterbatsan dari segi waktu, kesempatan dan kemampuan peneliti, maka penilitian ini hanya membahas tentang pengaruh dan hubungan antara kegiatan ekstrakulikuler dengan prestasi belajar sisiwa kelas x SMA X kota cirebon.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan prasurvey diatas, maka dapat dirumuskan permasalahannya dalam penelitian diatas sebagai berikut:
1. Bagaimana Kegiatan Ekstrakurikuler Pengajian Al-Qur’an Siswa Kelas satu pada Mata Pelajaran PAI di SMA X ?
2. Bagaimana Aktivitas Belajar Siswa Kelas 1 pada Mata Pelajaran PAI di SMA X ?
3. Apakan terdapat Pengaruh yang Signifikant antara Kegiatan Ekstrakulikuler Pengajian Al-Quran terhadap Aktivitas Belajar Siswa Kelas 1 pada Mata Pelajaran PAI di SMA X ?


٢

E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
a) Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menemukan Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pengajian Al-Qur’an terhadap Aktivitas Belajar Siswa Kelas 1 pada Mata Pelajaran PAI di SMA X. Namun secara spesifik tujuan penelitian ini bertujuan umtuk memperoleh informasi dan kejelasan tentang:
1. Kegiatan Ekstrakurikuler Pengajian Al-Qur’an Siswa Kelas 1 pada Mata Pelajaran PAI di SMA X.
2. Aktivitas belajar siswa kelas 1 pada mata pelajaran PAI di SMA X.
3. Pengaruh yang signifikant antara kegiatan terhadap aktivitas belajar siswa kelas 1 pada mata pelajaran PAI di SMA X.
b) Kegunaan Penelitia
Adapun manfaat penelitian ini dapat peneliti rangkum kedalalam 2 bagian yaitu:
1. Manfaat Praktis
1.1. Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu pendidikan terutama dikaitkan dengan hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan belajar anak.
1.2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka penyempurnaan konsep maupun implementasi praktik pendidikan sebagai upaya yang strategis dalam pengembangan kualitas sumberdaya manusia.
2. Manfaat Teoritis
2.1. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan yang bermanfaat bagi guru PAI sebagai bahan evaluasi sekaligus sebagai masukan dalam meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler yang dapat mempengaruhi secara positif terhadap aktivitas belajar siswa di kelas.


٣
BAB II
KERANGKA TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Kerangka Teori
1. Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Pengertian Ekstrakurikuler Pengajian Al-Qur’an (PAI)
Kegiatan ekstrakurikuler adalah “kegiatan yang dilaksanakan disekolah atau dilingkungan masyarakat untuk menunjang program pengajaran”. Selain itu, Suharsimi Arikunto mendefinisikan kegiatan ekstrakurikuler sebagai “kegiatan tambahan diluar struktur program yang pada umumnya merupakan program pilihan[2]“.
Adapun pengertian pengajian Al-qur’an (PAI) adalah “usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain dalam kerukunan antar umat beragama”.
Berdasarkan pebgertian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud kegiatan ekstrakurikuler pengajian Al-Qur’an adalah kegiatan tambahan yang dilaksankan diluar jam tambahan biasa dengan tujuan agar kegiatan tambhan tersebut dapat membantu manyiakan siswa yang meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama.
b. Prinsip-prinsip Program Ekstrakurikuler
٤
Dengan berpedoman pada maksud dan tujuan kegiatan ekstrakurikuler disekolah maka dapat dikemukakan prinsip-prinsip kegiatan ekstrakurikuler. prinsip kegiatan ekstrakurikuler adalah sebagai berikut[3]:
1. Semua siswa, guru dan personil administrasi sekolah hendaknya ikut serta dalam usaha meningkatkan program.
2. Kerjasama dalam team adalah fundamental.
3. Perbuatan untuk partisipasi hendaknya dibatasi.
4. Proses lebih penting daripada hasil.
5. Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah.
2. Aktivitas Belajar Siswa
a. Pengertian Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan perubhan pengetahuan-pengetahua, nilai-nilai sikap, dan keterampilan pada siswa sebgai latihan yang dilaksanakan secara sengaja.
b. Jenis Aktivitas Belajar Siswa
Berdasarkan pengetahuan tentang prinsip-prinsip diatas, diharapkan kepada guru untuk dapat mengembangkan aktivitas siswa. Diatas jenis-jenis aktivitas yang dimaksud dapat digolongkan menjadi:
1) Visual Activities, yaitu segala kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas siswa dalam melihat, mengamat, dan memperhatikan.
2) Oral Activities, yaitu aktivitas yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam mengucapkan, melafazkan, dan berfikir.
3) Listening Aktivities, aktivitas yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam berkonsentrasi menyimak pelajaran.
4) Motor Activities, yakni segala keterampilan jasmani siswa untuk mengekspresikan bakat yang dimilikinya.
B. Kerangka Berfikir
٥
Berdasarkan gambar diatas maka akan diketahui apakah ada pengaruh yang ditimbulkan kegiatan ekstrakurikuler mata pelajaran PAI (variabel x), terhadap aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran PAI (variabel y). Lalu denagn diketahui pengaruhnya sehingga memungkinkan kemudahan bagi guru untuk menyusun rencana kerja yang berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler tersebut.

C. Penelitian Yang Relevan
Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti telah menelusuri beberapa hasil penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan penenlitian yang peneliti lakukan ini. Dari beberapa contoh judul penelitian terdahulu memang memiliki keterkaitan dari segi masalah yaitu mencari tau tentang hubungan dan pengaruh akan tetapi objek dan sasarannya yang berbeda. Oleh karena itu peneliti memilih masalah tentang Pengaruh Kegiatan Ekstrakulikuler pada aktivitas belajar siswa SMA X kota Cirebon kelas x.
D. Hipotesis Penelitian
Menurut Arikunto mendefinisikan hipotesis sebagai “suatu jawaban yang besifat sementara terhadap masalah penelitian sampai terbukti melalui data yang akan terkumpul[4]“. Berdasarkan pendapat diatas maka akan peneliti rumuskan bahwa terdapat Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pengajian Al-Qur’an terhadap Aktivitas Belajar siswa Kelas 1 pada Mata Pelajaran PAI di SMA Islamiyah Pontianak.












٦

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Sasaran, Waktu dan Lokasi Penelitian
Yang menjadi sasaran pada penelitian ini adalah sisiwa SMA X kelas 1 kota Cirebon, alasan memilih SMA x kelas 1 kota Cirebon dikarenakan faktor lokasi dan keadaan dimana penelitia merasa perlu melakukan penelitian ini. Rencana dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian ini selama 6 bulan, mulai dari bulan Agustus dan berakhir pada bulan Februari. Penelitian ini bertempat di SMA X Kota Cirebon.
B. Metodologi Penelitian
Untuk menemukan Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pengajian Al-Qur’an terhadap Aktivitas Belajar Siswa Kelas 1 pada Mata Pelajaran PAI di SMA Islamiyah Pontianak, dengan unsur pokok yang harus ditemukan sesuai dengan butir-butir rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, maka digunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan determinatif yaitu denagn mencari pengaruh yang ditimbulkan oleh kegiatan ekstrakurikuler pengajian Al-Qur’an terhadap mata pelajaran PAI oleh siswa kelas 1 SMA X Kota Cirebon.
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan subjek sebagai sumber data yang meminlki cirri-ciri/karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Karakteristik dalam penelitian ini adalah; (a) siswa kela 1A, 1B dan 1C, (b) bukan siswa pindahan, dan (c) bukan siswa tidak naik kelas. Berdasarkan karakteristik tersebut maka jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 146 orang.


٧
Distribusi Siswa Kelas 1
Di SMA Islamiyah Pontianak
NO
KELAS
JUMLAH SISWA
1
1A
48
2
1B
49
3
1C
49
TOTAL
146
2. Sampel
Untuk menetapkan besarnya jumlah sampel, peneliti akan menggunakan Nomogran Hari King[5] dengan tingkat kesalahan 5 %. Berdasarkan ketentuan tersebut, diperoleh sample sebesar 51 (0,35 x 146 = 51,1 dibulatkan menjadi 51). Untuk menentukan sample pada masing-msing kelas peneliti menggunkan perhitungan persentase yang lebih lengkap dapat dilihat dalam tabel berikut:
NO
KELAS
POPULASI
SAMPEL
KETERANGAN
1
1A
48
17
Sampel diperoleh dari hsil perkalian seperti contoh 48 x 51: 146 = 16,77 dibulatkan menjadi 17 orang
2
1B
49
17
3
1C
49
17
JUMLAH
146
51
٨
Teknik sampling yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling maksudnya adalah “teknik yang memberikan kesempatan yang sama bagi setiap unsure atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sample”[6]. Selanjutnya untuk penentuan sample yang digunakan adalah teknik sistematik random sampling. Alasannya karena peneliti mengetahui nama atau identifikasi dari satuan-satuan individu populasi melalui daftar hadir siswa dimasing-masing kelas.
D. Instrument Penelitian (termasuk uji coba instrumen)
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrument yaitu berupa kuesioner untuk mendapatkan hasil-yang akurat. Adapun contoh-contoh kuesionernya yaitu:
1. Pernahkah anda mengikuti kegiatan ekstrakulikuler?
A. Pernah B. Tidak Pernah C. Belum pernah
2. Berpakali dalam satu semester anda mengikuti kegiatan ekstrakulikuler?
A. Tidak Pernah B. 1 kali C. 2 kali
3. Bagaimana prestasi belajar anda setelah mengikuti kegiatan Ekstrakulikuler ini?
A. Naik B. Tetap C. Turun
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler pada mata pelajaran PAI maka peneliti akan menggunkan teknik langsung terjun kelapangan yang berupa observasi. Karena dengan instrument pengumpulan data semacam ini peneliti rasa data yang akan dikumpulkan lebih akurat bila kita mengamati sendiri apa yang akan terjadi dilapangan tersebut.
F. Teknik Analisias Data
Teknik analisis data yang akan dipakai untuk menjawab masalah 1 dan 3 adalah analisis prosentase dengan rumus:
Keterangan:
Me : Mean (rata-rata)
: Epsilon (baca: jumlah)
٩
Mengenai jenis kegiatan ekstrakurikuler dan jenis aktivitas belajar siswa akan dianalisis dengan memaparkan dalam bentuk kalimat. Sedangkan mengenai Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pengajian Al-Qur’an terhadap Aktivitas Belajar Siswa Kelas 1 pada Mata Pelajaran PAI di SMA X kota Cirebon akan digunakan rumus regresi sebagai berikut:


Keterangan:
n : Jumlah sampel
Xi : Jumlah score variabel X
Yi : Jumlah score variabel Y
G. Hipotesis Statistik
Berdasarkan uraian dari laporan penelitian yang penliti lakukan pada SMA X Kota Cirebon tentang pengaruh pengaruh kegiatan ekstrakurikuler pengajian Al-qur’an terhadap aktivitas belajar siswa. Dan pengaruh yang dihasilkan sangat signifikan.


١٠
KATA PENGANTAR
Bismilahirrohmannirrohim
Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan izin dan ridho-Nya Proposal Penelitian Prasurvey ini dapat penyusun rampungkan.
Sholawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa kedamaian dan rahmat bagi semesta alam.
Proposal Penelitian ini disusun untuk memenuhi tugas mandiri dari mata Kuliah Metodologi Penelitian. Dan terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengampu, dan teman-teman yang ikut serta dalam penysunan Proposal yang mengambil judul atau kajian tentang Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pengajian Al-qur’an Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Kelas 1 Pada Mata Pelajaran PAI di SMA X Kota Cirebon.
Kami berharap makalah ini sedikit banyaknya memberikan manfaat khususnya bagi penyusun sendiri umum ya bagi semuanya.
Akhirnya kepada Allah jua penyusun memohon ampun, kalau sampai terjadi kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Besar harapan kami atas masukan guna perbaikan isi materi dari makalah ini.
Semoga apa yang kami susun bermanfaat.
Amien ya Robal’alamin.
i
Cirebon,15 November 2010


i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….. …. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….. …. ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Maslahh………………………………………………………. 1
B. Identifikasi Maslah……………………………………………………………… 2
C. Pembatasan Maslah…………………………………………………………….. 2
D. Perumusan Masalah…………………………………………………………….. 2
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian…………………………………………… 3
BAB II : KERANGKA TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Kerangka Teori…………………………………………………………………… 4
B. Kerangak Berfikir……………………………………………………………….. 5
C. Penelitian Yang Relevan……………………………………………………… 6
D. Hipotesis Penelitian…………………………………………………………….. 6
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Sasaran, Waktu dan Lokasi Penelitian…………………………………… 7
B. Metodologi Penelitian…………………………………………………………. 7
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel……………………………… 7
D. Instrumen Penelitian ( termasuk uji coba instrumen)……………….. 9
E. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………………… 9
F. Teknik Analisis Data…………………………………………………………… 9
G. Hipotesis Statistik………………………………………………………………. 10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..


ii
DAFTAR PUSTAKA
Suryosubroto B, Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta,1997
Nasir, A Sahilun, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problem Remaja. Jakarta: Kalam Mulia, 2002
Arikunto, Suharsimi, Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara, 1988
Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 1995
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Cet 3. Bandung : Alpabeta, 2007
PENGARUH KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
PENGAJIAN AL-QUR’AN TERHADAP
AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS 1
PADA MATA PELAJARAN PAI
DI SMA X KOTA CIREBON
CECE HERI HERYADI
NIM ; 58410277
SEMESTER/JURUSAN : VI/PAI


Untitled.jpg
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mandiri
Mata Kuliah : Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu : Drs. H. Toto Syatori Nasehuddien, M.Pd
DEPARTEMEN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) SYEKH NUR JATI CIREBON
FAKULTAS TARBIYAH
2010

[1] Sahilun A. Nasir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problem remaja, Cet 2. Jakarta : kalam mulia, 2002 hal 58 [2] Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, Cet 1. Jakarta : Bina Aksara, 1989, hal. 57
[3] B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah : Wawasan baru, Beberapa metode pendukung dan Beberapa komponen layanan Khusus, Cet 1. Jakarta : Rineka Cipta, 1997, hal. 272
[4] Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Cet 3. Jakarta : Rineka Cipta, 1995, hal. 62
[5] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Cet 3. Bandung : Alpabeta, 2007, hal. 61
[6] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Cet 3. Bandung : Alpabeta, 2007, hal. 68

CLOSEHEAD ''SELAMAT PAGI TERANG"

BESARAN


Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur, dihitung, memiliki nilai dan satuan. Besaran menyatakan sifat dari benda. Sifat ini dinyatakan dalam angka melalui hasil pengukuran. Oleh karena satu besaran berbeda dengan besaran lainnya, maka ditetapkan satuan untuk tiap besaran. Satuan juga menunjukkan bahwa setiap besaran diukur dengan cara berbeda.

Besaran pokok

Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak diturunkan dari besaran lain.
Besaran pokok dalam Sistem Internasional
Nama Simbol dalam rumus Simbol dimensi Satuan SI Simbol satuan
Panjang l, x, r, dll. [L] meter m
Waktu t [T] detik (sekon) s
Massa m [M] kilogram kg
Arus listrik I, i [I] ampere A
Suhu T [θ] kelvin K
Jumlah molekul n [N] Mol mol
Intensitas cahaya Iv [J] Kandela Cd
Keterangan dari macam-macam besaran pokok itu adalah:

Panjang

Satuan panjang adalah "meter".
Definisi 
Satu meter adalah jarak yang ditempuh cahaya (dalam vakum) dalam selang waktu 1/299 792 458 sekon.

Massa

Massa zat merupakan kuantitas yang terkandung dalam suatu zat. Satuan massa adalah "kilogram" (disingkat kg)
Definisi 
Satu kilogram adalah massa sebuah kilogram standar yang disimpan di lembaga Timbangan dan Ukuran Internasional (CGPM ke-1, 1899)

Waktu

Satuan waktu adalah "sekon" (disingkat s) (detik)
Definisi 
Satu sekon adalah selang waktu yang diperlukan oleh atom sesium-133 untuk melakukan getaran sebanyak 9 192 631 770 kali dalam transisi antara dua tingkat energi di tingkat energi dasarnya (CGPM ke-13; 1967)

Kuat arus listrik

Satuan kuat arus listrik adalah "Ampere" (disingkat A)
Definisi 
Satu Ampere adalah kuat arus tetap yang jika dialirkan melalui dua buah kawat yang sejajar dan sangat panjang, dengan tebal yang dapat diabaikan dan diletakkan pada jarak pisah 1 meter dalam vakum, menghasilkan gaya 2 X 10-7 newton pada setiap meter kawat.

Suhu

Satuan suhu adalah "kelvin" (disingkat K)
Definisi 
Satu Kelvin adalah 1/273,16 kali suhu termodinamika titik tripel air (CGPM ke-13, 1967).
Dengan demikian, suhu termodinamika titik tripel air adalah 273,16 K. Titik tripel air adalah suhu dimana air murni berada dalam keadaan seimbang dengan es dan uap jenuhnya.

Jumlah molekul

Satuan jumlah molekul adalah "mol".

Intensitas cahaya

Satuan intensitas cahaya adalah "kandela" (disingkat cd).
Definisi 
Satu kandela adalah intensitas cahaya suatu sumber cahaya yang memancarkan radiasi monokromatik pada frekuensi 540 X 1012 hertz dengan intensitas radiasi sebesar 1/683 watt per steradian dalam arah tersebut (CGPM ke-16, 1979)

Besaran turunan

Besaran turunan adalah besaran yang didapat dari penggabungan besaran-besaran pokok.
Contoh besaran turunan:
Besaran Satuan Singkatan
Kecepatan meter per sekon m/s
Percepatan meter per sekon kuadrat m/s²
Luas meter kuadrat
Volume meter kubik
Gaya Newton (kilogram meter per sekon kuadrat) kg m/s²


Minggu, 03 Juli 2011

7 Cara Menghemat Baterai Laptop

Baterai lAPTOP merupakan salah satu komponen yang paling Penting agar bisa menggunakannya secara mobile.Jika "Baterai" Laptop Sobat sudah Soak alias Aus maka penggunaanya sudah tidak akan efisien dan mobilitasnya akan kurang.Sekedar informasi saja kemarin menanyakan Baterai Laptop dengan Merek "X" (ga mau Iklan) harganya di Atas 1 Juta.Berikut merupakan beberapa Tips yang dapat anda Coba untuk menghemat Baterai Laptop.

1. Redup layar
Layar/Screen adalah salah satu daya/arus laptop yang paling kuat menyedot Baterai.

2. Mengubah pengaturan daya
Jika Sobat menggunakan Windows Vista hadir dengan beberapa fitur kekuatan yang menyedot Arus yang besar, yang memungkinkan Anda untuk menambah dgn susah payah agar performa terbaik dapat terwujud.

3. Matikan Wi-Fi
Salah satu baterai sappers adalah kemampuan jaringan nirkabel yang di rancang khusus buat laptop.Banyak laptop memiliki fungsi tombol yang memungkinkan anda untuk menonaktifkan Adaptor nirkabel secara manual.Jika hal ini terjadi, cukup pergi ke Control Panel, mengakses menu dan Jaringan Sambungan menonaktifkan koneksi nirkabel Anda secara manual.

4. Nonaktifkan periferal

Menggunakan USB peripheral dapat mengajukan emigrasi besar di sistem anda,Stick USB, mouse dan webcam yang umum offenders, jadi menyalin semua informasi di seluruh perangkat dan mengeluarkan arus secepat mungkin, dan meletakkan dengan laptop anda atas lagu pads mouse USB. Banyak laptop memiliki fungsi tombol untuk menonaktifkan built-in webcam.

5. Eject disk drive anda
Jika sobat tidak lagi menggunakan USB (Flashdisk) dan memasukkan CD (Compact Disk) sebaiknya di Remove/Reject untuk mengurangi pengeluaran Arus listrik.

6.Menambah beberapa Hardware yang mendukung dan dapat menyimpan Arus lebih Lama

jika anda perlu menggunakan laptop anda bekerja sepanjang hari, Anda akan memerlukan bantuan. Kebanyakan laptop pabrikan hanya menyediakan enam sel baterai, tetapi banyak produsen menawarkan delapan-atau bahkan 12-sel opsional upgrade, yang memiliki daya ganda Listrik. Alternatif untuk baterai laptop mahal adalah produk seperti Philips Portable Power Pack, yang akan memberikan nilai ekstra jam untuk semua perangkat. Philips yang merupakan unit yang kompak baterai yang paling adaptors untuk laptop dan ponsel, yang cukup portabel untuk ditempatkan di saku celana sobat

7. Menonaktifkan fitur
Windows Vista memiliki beberapa fitur built-in, namun banyak memakan arus listrik pada sistem yang tak perlu ketika sobat menjalankan beberapa aplikasi secara bersamaan.Gunakan Cara sederhana mematikan Windows Aero dan Windows Sidebar.